(Horas! Horas sambil mengibaskan ulos)
Disaat masuk semua pengunjung wajib menggunakan ulos untuk menghormati para raja Sidabutar yang telah wafat, Sebelum saya memulai lebih dulu saya mengucapkan Horas!..Horas..... (Salam khas orang Batak) itulah awal kalimat yang diucapkan guide setempat.
Disini ada makam 3 raja, Raja I Oppu Sari Buntu (M) Sidabutar, Raja II Oppu Ujung Barita (M) Sidabutar, dan raja III Oppu Solompoan (M) Sidabutar.
Pada zaman dulu belum mengenal agama, masih menganut kepercayaan Parmalim (Mula Jadi Na Bolon) yaitu percaya pada pohon-pohon besar dan 460thn silam belum mengenal kamera tapi sudah mengenal ulos dan batu makanya makam yang ada disini terbuat dari batu dan diukir menyeruapai aslinya.
Raja II Oppu Ujung dengan badan yang tinggi besar dan tampan juga mempunyai rambut panjang (menurut cerita ga pernah dipotong) mempunyai tunangan Anting Malela br Sinaga (bukan Siagian yah) tetapi tidak jadi menikah karena tunagannya itu sangat cantik dan seseorang mengirimkan semacam guna-guna sehingga Anting Malela tidak hormat lagi dengan raja dan tidak ingin menikah, Raja pun tak terima dengan ini lalu raja pergi mencari penawarnya yang disebut ilmu putih dan ulah orang yang tak bertanggung jawab itu disebut ilmu hitam karena Anting Malela adalah manusia biasa dia tidak dapat menerima kedua kekuatan yang ada pada tubuhnya sehingga dia menjadi gila dan lari hingga kini pun tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Adapun patung Anting Malela ini ditempelkan hanya sebagai kenangan.
Selama raja bertunangan baru pertama kali mengalami percintaan jadi inilah setianya dia tidak menempelkan patung istrinya melainkan tunangannya itulah mungkin pengalaman cinta pertama tidak mudah dilupakan.
Raja II ini mempunyai seorang penasehat bernama Muhammad Said asal Aceh yang sangat tangguh bisa melumpuhkan musuh tampa pertumpahan darah
Raja III adalah raja yang telah mengenal agama yang mana dulu orang batak dikenal makan orang dan ini memang benar adanya. Nommensen lah (Asal Jerman) orang pertama yang berhasil masuk ketanah batak dan menyebarkan agama Kristen dan ada meninggalkan 2 yang dikenal yaitu gereja HKBP dan Nommensen yang ada di Pematang Siantar (tempat penulis nuntut ilmu) dan Nommensen yang ada di Medan
Guide menerangkan makan raja Sidabutar
dan patung Anting Malela
Adapun disini banyak makam kecil bukan berarti makam anak-anak tetapi melainkan makam serdadu-serdadu yang meninggal karena perang yang dulunya dimakamkan ditanah lalu tulang-tulangnya dikumpulkan dan dimasukkan kedalam peti batu ini. Jadi bagi orang batak yang masih hidup inilah penghormatan terakhir bagi orang yang telah meninggal
Dimakam ini diberikan berupa selendang yang terdiri dari 3 warna yaitu putih, merah dan hitam yang artinya Putih : melambangkan dunia abadi, Merah : dunia kita sekarang dan Hitam: dunia mati / gelap
Ada tiga warna Putih, Merah dan Hitam
Disini juga terdapat ukiran (maaf) 4 payudara dan seekor cicak bukan berarti pada zaman dulu wanita batak mempunyai 4 payudara tapi itu melambangkan Air susu ibu dan cicak melambangkan sejauh-jauhnya merantau pasti anak akan kembali ke ibu
Disini ada makam 3 raja, Raja I Oppu Sari Buntu (M) Sidabutar, Raja II Oppu Ujung Barita (M) Sidabutar, dan raja III Oppu Solompoan (M) Sidabutar.
Pada zaman dulu belum mengenal agama, masih menganut kepercayaan Parmalim (Mula Jadi Na Bolon) yaitu percaya pada pohon-pohon besar dan 460thn silam belum mengenal kamera tapi sudah mengenal ulos dan batu makanya makam yang ada disini terbuat dari batu dan diukir menyeruapai aslinya.
Raja II Oppu Ujung dengan badan yang tinggi besar dan tampan juga mempunyai rambut panjang (menurut cerita ga pernah dipotong) mempunyai tunangan Anting Malela br Sinaga (bukan Siagian yah) tetapi tidak jadi menikah karena tunagannya itu sangat cantik dan seseorang mengirimkan semacam guna-guna sehingga Anting Malela tidak hormat lagi dengan raja dan tidak ingin menikah, Raja pun tak terima dengan ini lalu raja pergi mencari penawarnya yang disebut ilmu putih dan ulah orang yang tak bertanggung jawab itu disebut ilmu hitam karena Anting Malela adalah manusia biasa dia tidak dapat menerima kedua kekuatan yang ada pada tubuhnya sehingga dia menjadi gila dan lari hingga kini pun tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Adapun patung Anting Malela ini ditempelkan hanya sebagai kenangan.
Selama raja bertunangan baru pertama kali mengalami percintaan jadi inilah setianya dia tidak menempelkan patung istrinya melainkan tunangannya itulah mungkin pengalaman cinta pertama tidak mudah dilupakan.
Raja II ini mempunyai seorang penasehat bernama Muhammad Said asal Aceh yang sangat tangguh bisa melumpuhkan musuh tampa pertumpahan darah
Raja III adalah raja yang telah mengenal agama yang mana dulu orang batak dikenal makan orang dan ini memang benar adanya. Nommensen lah (Asal Jerman) orang pertama yang berhasil masuk ketanah batak dan menyebarkan agama Kristen dan ada meninggalkan 2 yang dikenal yaitu gereja HKBP dan Nommensen yang ada di Pematang Siantar (tempat penulis nuntut ilmu) dan Nommensen yang ada di Medan
Guide menerangkan makan raja Sidabutar
dan patung Anting Malela
Adapun disini banyak makam kecil bukan berarti makam anak-anak tetapi melainkan makam serdadu-serdadu yang meninggal karena perang yang dulunya dimakamkan ditanah lalu tulang-tulangnya dikumpulkan dan dimasukkan kedalam peti batu ini. Jadi bagi orang batak yang masih hidup inilah penghormatan terakhir bagi orang yang telah meninggal
Dimakam ini diberikan berupa selendang yang terdiri dari 3 warna yaitu putih, merah dan hitam yang artinya Putih : melambangkan dunia abadi, Merah : dunia kita sekarang dan Hitam: dunia mati / gelap
Ada tiga warna Putih, Merah dan Hitam
Disini juga terdapat ukiran (maaf) 4 payudara dan seekor cicak bukan berarti pada zaman dulu wanita batak mempunyai 4 payudara tapi itu melambangkan Air susu ibu dan cicak melambangkan sejauh-jauhnya merantau pasti anak akan kembali ke ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar