Rabu, 14 Januari 2009

Jembatan Barelang dan Pulau Galang di Kep Riau

1. Jembatan Barelang



Udah lama juga ga ke Barelang mo ke Nongsa deket banget akhirnya mutusin pergi ke Jembatan Barelang yang merupakan sebuah ikon Batam, tidak sah bila tidak mengunjungi jembatan Barelang ini yang orang bilang mirip dengan jembatannya Golden Gate di San Fransisco hehe...

Totalnya ada 6 jembatan yang menghubungkan 3 pulau yakni Pulau Batam, Rempang dan Galang (Barelang) yang pembangunan ini diprakarsai oleh BJ Habibie untuk mengembangkan Kepulauan Riau sebagai wilayah industrial.
Keenam jembatan tsb antara lain:
  • Jembatan Tengku Fisabilillah: menghubungkan P. Batam dengan P. Tonton dan memiliki lebar tinggi 642 x 350 x 38 meter.
  • Jembatan Narasinga: menghubungkan P. Tonton dengan P. Nipah, berbentuk lurus tanpa lengkungan dan memiliki panjang lebar tinggi 420 x 160 x 15 meter
  • Jembatan Ali Haji: menghubungkan P. Nipah dengan P. Setokok dan memiliki panjang lebar tinggi 270 x 45 x 15 meter.
  • Jembatan Sultan Zainal Abidin: menghubungkan P. Setokok dengan P. Rempang dan memiliki panjang lebar tinggi 365 x 145 x 16.5 meter.
  • Jembatan Tuanku Tambusai: menghubungkan P.Rempang dengan P. Galang dan memiliki panjang lebar tinggi 385 x 245 x 31 meter.
  • Jembatan Raja Kecil: menghubungkan P. Galang dengan P. Galang Baru dan memiliki panjang lebar tinggi 180 x 45 x 9.5 meter.

Jembatan II (kiri) dan jembatan I (kanan)




2. Kisah Manusia Perahu (Vietnam) di Pulau Galang



Inilah Pulau Galang, terletak di Propinsi Kepulauan Riau. Pulau ini merupakan tempat penampungan sementara para manusia perahu pengungsi Vietnam pada tahun 1980-an lalu, sebelum mendapat suaka di negara ketiga.

Pulau Galang dapat dicapai melalui Pulau Batam melalui Jembatan Batam, Rempang dan Galang, atau Jembatan Barelang.

Kamp pengungsian terletak di Desa Sijantung, terletak diatas bukit seluas hampir sekitar 80 hektar. Tempat ini kini menjadi obyek wisata, khususnya bagi eks pengungsi Vietnam yang telah berhasil di negara mereka yang baru.

Menurut Ketua Otoritas Batam, Mustofa Widjaya, Pulau Galang merupakan suatu sejarah, bahwa bangsa kita pernah melakukan kegiatan yang bersifat kemanusiaan. Mereka ditampung bukan karena alasan politik tapi semata-mata atas dasar kemanusiaan.

Sisa-sisa kehidupan manusia perahu masih dapat dilihat di kawasan ini, mulai dari pelabuhan hingga bekas barak-barak pengungsi.

Di depan bekas kamp pengungsian terdapat Monumen Perahu, yang terdiri dari tiga perahu. Dengan perahu kecil inilah, para pengungsi Vietnam beberapa tahun lalu mempertaruhkan nyawa menyeberangi laut China Selatan, demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Di pinggir jalan menuju ke kantor utama kawasan ini, terdapat patung yang terbuat dari batu kecil, yang disebut Patung Taman Humanity atau Patung Kemanusiaan.

Patung ini menggambarkan sosok seorang wanita bernama Tinhn Han Loai. Dia di perkosa oleh sesama pengungsi. Karena malu dia akhirnya bunuh diri. Untuk mengenang pristiwa tragis itu, maka para pengungsi membuat Patung Taman Humanity ini.

Di kawasan ini juga terdapat bekas ruang tahanan. Tempat ini pernah dijadikan tempat penahanan para pengungsi yang melakukan tindakan kriminal.

Di kawasan ini juga terdapat bekas rumah sakit dan sekolah bahasa. Sekolah bahasa ini dulunya digunakan Badan Penanganan Pengungsi (PBB), UNHCR, untuk meningkatkan keterampilan bahasa para pengungsi.

Sebelum mendapat suaka di negara ke tiga, para pengungsi diwajibkan memiliki keterampilan khusus dan menguasai bahasa. Diantaranya bahasa Inggris dan Prancis.

Selain itu juga terdapat rumah ibadah, seperti gereja, vihara, pagoda dan musola. Masih tampak terawat dengan baik.Pagoda Quan Am To sampai saat ini masih ramai dikunjungi. Baik oleh para wisatawan maupun oleh umat Budha. Letaknya yang berada diatas bukit membuat pagoda ini terlihat indah.


Di pagoda ini, terdapat patung Dewi Kwan Im, atau Patung Dewi Welas Asih. Selain itu terdapat patung naga. Ada mitos yang menarik berkaitan dengan patung naga ini. Konon, siapapun yang berhasil memasukan uang logam ke mulut naga ini, apapun keinginannya akan tercapai.

Bekas kantor Badan PBB untuk pengungsi UNHCR, juga masih tampak terawat dengan baik, dan kini di jadikan sebagai Kantor Receptionis dan Sumber Informasi bagi para pengunjung.

Di kantor ini kini terdapat foto-foto kenangan berbagai peristiwa yang terjadi selama pengungsian di Pulau Galang. Foto seribu wajah para pengungsi yang pernah tinggal di tempat ini juga terdapat disini.

Selain itu, terdapat kuburan Ngha Trhang, yang merupakan tempat pekuburan para pengungsi yang meninggal di kawasan ini. Lokasi kuburan terbagi dua blok. Yaitu untuk makam para pengungsi asal Vietnam dan pengungsi asal Kamboja. Setiap tahun banyak keluarga yang masih hidup datang berziarah ke kuburan ini.

Pulau Galang memang penuh kenangan. Begitu juga bagi A Han. Dia merupakan eks manusia perahu yang menikah dengan pria Indonesia dan kini tinggal di Tanjung Pinang, Ibukota Kepulauan Riau.

Pulau Galang yang kini sepi adalah pulau penuh kenangan bagi eks manusia perahu pengungsi Vietnam. Di pulau inilah mereka pernah mempertaruhkan nyawa demi sebuah masa depan. Ada yang berhasil, namun tidak sedikit pula yang gagal. Bahkan harus kehilangan nyawa.(Suprie)





Galang tinggal kenangan

Tidak ada komentar:

WELCOME TO BATAM

Entah kenapa tiba-tiba kepengin kesini lagi di Welcome to Batam lokasinya tidak jauh dari Kantor Pemko Batam Center. Sudah lama banget sih ...